Sabtu, 01 September 2018

Teknik Budidaya Ayam Broiler (Pedaging)

Teknik Budidaya Ayam Broiler (Pedaging)

Ayam broiler atau ayam pedaging adalah jenis ayam yang dapat tumbuh dengan cepat sehingga dapat dijadikan sebagai penghasil daging dalam waktu yang relatif singkat yaitu sekitar 5-7 minggu. Ayam broiler mempunyai peran penting yaitu sebagai sumber protein hewani yang berasal dari hewan ternak. Melalui panduan Teknis Budidaya Ayam Broiler dan produk-produk peternakannya, PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya untuk membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami tanpa bahan kimia baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Pemilihan Bibit Ayam Broiler

Bibit ayam broiler atau ayam pedaging yang baik yaitu aktif bergerak dan sehat, berbadan gemuk dilihat dari bentuk tubuh yang bulat, hidung bersih, mata terlihat tajam, bulu bersih dan terlihat mengkilat serta memiliki anus (lubang kotoran) yang bersih.

Kondisi Teknis Budidaya Ayam Broiler

  1. Lokasi kandang

Kandang yang ideal untuk beternak ayam broiler adalah tempat yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh sarana transportasi (kendaraan), terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
  1. Pergantian udara dalam kandang

Ayam bernapas menggunakan oksigen dan akan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen dapat selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik dan cukup.
  1. Mudah dalam mendapatkan sarana produksi

Lokasi kandang budidaya akan lebih baik jika dekat dengan sarana peternakan atau poultry shop.
  1. Suhu udara dalam kandang

Suhu ideal kandang sesuai umur ayam adalah :
Umur AyamSuhu
01 hari – 07 hari34ºC – 32ºC
08 hari – 14 hari29ºC – 27ºC
15 hari – 21 hari26ºC – 25ºC
21 hari – 28 hari24ºC – 23ºC
28 hari – 36 hari23ºC – 21ºC


Pemeliharaan Ayam Broiler

  1. Perkembangan

Jenis kandang untuk melakukan budidaya ayam broiler ada dua tipe, yaitu kandang dengan bentuk panggung dan kandang tanpa panggung. Tipe kandang panggung dapat membuat lantai kandang lebih bersih karena kotoran ayam langsung jatuh ke tanah serta tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan akan lebih efisien, akan tetapi biaya pembuatan kandang jenis ini akan lebih banyak. Tipe litter atau kandang tanpa panggung lebih banyak dipakai oleh peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang sebaiknya ditutupi plastik untuk menjaga suhu agar tetap hangat, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya dapat berfungsi untuk pertumbuhan, bukan sebagai produksi panas tubuh. Standar kepadatan kandang untuk daerah tropis seperti di Indonesia adalah 8-10 ekor ayam per m2, jika jumlah ayam lebih dari angka tersebut dapat menyebabkan suhu kandang cepat meningkat terutama pada siang hari yang akan membuat ayam cenderung banyak minum, stress, mudah terserang penyakit hingga pertumbuhan terhambat.
  1. Pakan

  • Pakan menjadi satu kebutuhan yang paling besar saat budidaya ayam broiler, yakni memakan hingga 70% dari total biaya pemeliharaan. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh ayam, yaitu protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan lemak, sehingga pertambahan berat badan per hari (ADG) akan tinggi, pertumbuhan ayam bagus dan tidak menyebabkan kerugian. Pemberian pakan dilakukan dengan sistem ad libitum yaitu selalu tersedia dan tidak dibatasi.
  • Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 – 2 cc per 1 liter air minum dapat memberikan nutrisi pakan yang lengkap dan dalam jumlah yang cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler. Atau dapat dapat juga ditambahkan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc per 1 liter air minum per hari, yang memiliki kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap dari POC NASA.
  • Efisiensi pakan dinyatakan dalam hitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
Semakin rendah angka FCR, maka akan semakin baik kualitas pakan, karena terhitung lebih efisien. Dalam hal ini penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
  1. Vaksinasi

Vaksinasi yaitu memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan ke dalam tubuh ayam untuk menambah kekebalan tubuh secara alami. Vaksinasi penting yang harus dilakukan yaitu vaksinasi ND (Newcastle Disease/tetelo). Dilakukan pada saat ayam berumur 4 hari menggunakan metode tetes mata dengan vaksinasi ND Strain B1 dan pada umur 21 hari dilakukan vaksin ND lewat suntikan atau air minum.
  1. Teknis Pemeliharaan

  • Hari ke-1 sampai hari ke-7 (minggu pertama). Kutuk (anak ayam) dipindahkan ke pemanas atau indukan , kemudian segera diberi dengan air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc per 1 liter air minum atau diberi VITERNA Plus dengan dosis 1 cc per 1 liter air minum per hari dan ditambah gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan 13 gr per ekor atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah itu adalah kebutuhan minimal, untuk prakteknya pemberian pakan tidak dibatasi. Pakan yang diberikan saat awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
  • Mulai hari kedua hingga ayam dipanen, air minum untuk ayam sudah berupa air dingin dan ditambahkan dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc per liter air minum atau dengan tambahan VITERNA Plus dengan dosis 1 cc per liter air minum per hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilakukan pada hari ke-4.
  • Hari ke-8 sampai hari ke-14 (minggu kedua). Pemeliharaan pada minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama meskipun lebih ringan. Suhu pada pemanas sudah bisa dikurangi. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
  • Hari ke-15 sampai hari ke-21 (minggu ketiga). Pemanas sudah bisa dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan pada minggu ketiga adalah 4,8 gram per 100 ekor ayam. Pada akhir minggu yaitu pada umur 21 hari dilaksanakan vaksinasi kedua menggunakan vaksin ND Strain Lasotta lewat suntikan atau air minum. Saat diperlakukan vaksin tersebut air minum juga tetap ditambah dengan POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
  • Hari ke-22 sampai hari ke-28 (minggu keempat). Pada minggu keempat pemanas sudah tidak diperlukan lagi karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilaksanakan sampling berat badan ayam untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan ayam yang normal memiliki berat badan minimal 1,25 kg saat umur 28 hari. Kebutuhan pakan pada minggu ini adalah 6,5 kg untuk 100 ekor.
  • Hari ke-29 sampai hari ke-35 (minggu kelima). Pada minggu kelima yang harus diperhatikan adalah perawatan pada lantai kandang, karena jumlah kotoran ayam sudah banyak. Maka dari itu, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai agar tetap kering. Kebutuhan pakan pada minggu kelima adalah 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Saat umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot ayam dengan pertumbuhan yang baik mencapai 1,8 – 2 kg. Dengan bobot tersebut, maka ayam sudah dapat dipanen.
  • Hari ke-36 sampai ke-42 (minggu keenam). Jika ingin diperpanjang untuk menghasilkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang harus tetap dilakukan. Pada umur 42 dengan pertumbuhan yang baik, ayam bisa mencapai bobot 2,15 kg.
  1. Penyakit pada Ayam Broiler

  • Tetelo (Newcastle Disease / ND). Gejala dari penyakit ini adalah ayam sering megap-megap, diare, nafsu makan turun, dan senang berkumpul di tempat yang hangat. Setelah 2 hari kaki ayam akan lumpuh, leher berpuntir, ayam berputar-putar dan akhirnya mati. Sebaiknya ayam yang terserang penyakit ini segera dipisah. Belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ND pada ayam, untuk mengurangi angka kematian sebaiknya ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
  • Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease). Penyakit ini merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri. Gejala yang terlihat adalah ayam sering bersin dan ingus keluar dari hidung dan ngorok saat bernafas. Penyakit ini ditularkan melalui perantara seperti alat-alat. Dapat diobati dengan obat-obatan yang sesuai.
  • Berak kapur (Pullorum). Disebut penyakit berak kapur karena gejalanya adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering terlihat seperti serbuk kapur. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum.
Infeksi bibit penyakit akan lebih mudah dan cepat menimbulkan penyakit jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, dan cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin dan perubahan suhu secara drastis. Penyakit yang disebabkan oleh virus lebih sulit untuk disembuhkan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. POC NASA yang mengandung berbagai macam mineral penting untuk pertumbuhan ternak seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain dan dilengkapi protein dan lemak nabati sangat penting untuk diberikan karena dapat bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran ayam.
Untuk hasil yang maksimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan HORMONIK dengan dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul asam amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan kandungan :
  • Berbagai macam mineral penting untuk pertumbuhan tulang, organ dalam dan luar tubuh, pembentukan darah, dan lain-lain.
  • Asam-asam amino utama meliputi arginin, histidin, isoleucine, lycine, phenylalanine, methionine, thrypthophan, threonine dan valine yang berfungsi sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, organ tubuh, dan jaringan.
  • Mengandung vitamin yang lengkap yaitu A, C, D, E, K dan B Komplek untuk ketahanan dan kesehatan tubuh ayam.
  1. Sanitasi atau Cuci Hama Kandang

Sanitasi kandang harus dilakukan segera setelah panen. Langkah pertama dengan mencuci kandang dengan air hingga bersih. Langkah kedua dengan melakukan pengapuran di dinding dan lantai kandang. Selanjutnya disemprot dengan formalin untuk membunuh bibit penyakit. Lalu dibiarkan selama minimal 10 hari sebelum melakukan budidaya lagi.
Itulah beberapa hal penting dalam panduan teknis budidaya ayam pedaging tanpa tambahan bahan kimia, untuk hasil panen yang maksimal baik dari segi kuantitas maupun kualitas daging.

Budidaya Ikan Nila Teknologi NASA

Budidaya Ikan Nila Teknologi NASA

Budidaya Ikan Nila – Ikan nila adalah jenis ikan konsumsi yang hidup di air tawar. Jenis ikan air tawar ini cenderung mudah dibudidayakan dan mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis ikan yang paling sering dikonsumsi setiap hari. Dengan budidaya ikan nila yang mudah dan pemasaran yang lingkupnya masih cukup luas, membuat budidaya ikan nilai sebagai peluang usaha yang bagus untuk dilakukan, untuk skala rumah tangga atau skala besar.
Dengan dukungan aplikasi Produk NASA dari PT. Natural Nusantara seperti TON (pupuk khusus bidang perikanan), POC NASAHormonik, dan VITERNA yang sudah banyak dibuktikan keunggulannya oleh para petani budidaya ikan nila. Produk-produk NASA tersebut mampu meningkatkan hasil produksi ikan nila dan mampu mempercepat masa panen.

Penyiapan Sarana dan Peralatan

  1. Kolam

  • Kolam pemijahan atau kolam untuk pemeliharaan induk
Sebaiknya kolam berupa kolam tanah dengan luas sekitar 50 – 100 m² dengan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor per m². Syarat kolam pemijahan yaitu suhu pada airnya sekitar 20 – 22ºC, kedalaman air 40 – 60 cm, dengan dasar kolam berpasir.
  • Kolam pemeliharaan benih atau kolam pendederan
Luas kolam 50-100 m² dengan kedalaman 30-50 cm. Kepadatan 5-50 ekor per m². Lama pemeliharaan di dalam kolam ini antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
  • Kolam pembesaran
Berfungsi untuk memelihara dan membesarkan benih setelah dari kolam pendederan. Ada kalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu :
Kolam pembesaran tahap pertama, berfungsi untuk memelihara benih ikan setelah dari kolam pendederan. Kolam sebaiknya berjumlah 2-4 buah kolam dengan luas masing-masing sekitar 250-500 m². Pembesaran tahap pertama ini sebaiknya tidak memakai kolam semen, karena benih ukuran ini membutuhkan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil, selanjutnya benih memasuki pembesaran tahap kedua atau bida juga dijual langsung kepada petani.
Kolam pembesaran tahap kedua, berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam pada tahap ini dapat berupa kolam tanah atau sawah. Atau keramba apung dapat juga digunakan dengan mata jaring 1,5 cm. Jumlah bibit yang ditebar pada kolam tahap kedua tidak lebih dari 10 ekor per m².
Kolam pembesaran tahap ketiga, berfungsi untuk membesarkan benih. Gunakan kolam tanah dengan luas sekitar 500-2000 m².
Pembesaran ikan nila dapat juga dilakukan di jaring apung. Berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 cx 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Atau ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Sawah yang sedang diberokkan dapat juga digunakan sebagai tempat untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan, petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
  1. Peralatan

Alat-alat yang digunakan untuk usaha pembenihan ikan nila adalah :
  • Jala
  • Waring (Anco)
  • Hapa (kotak dari jaring / kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih)
  • Seser
  • Ember
  • Baskom berbagai ukuran
  • Timbangan skala kecil (gram) dan timbangan skala besar (kg)
  • Cangkul
  • Arit
  • Pisau
  • Piring secchi (untuk mengukur kadar kekeruhan air)
  1. Persiapan Media

Melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama pengeringan, pemupukan, dan sebakainya. Dalam tahap menyiapkan media, yang perlu diperhatikan adalah :
  • Pengeringan kolam selama beberapa hari
  • Lakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar, dengan dosis 25-200 gr per m²
  • Lakukan pemupukan dengan TON dicampur dengan Urea dan TSP, dengan dosis masing-masing 50-700 gr per m²

Pembibitan

  1. Pemilihan Bibit dan Induk

Ciri-ciri indukan nila yang unggul adalah :
  • Dapat memproduksi benih dalam jumlah besar dengan kualitas tinggi
  • Pertumbuhannya tergolong cepat
  • Responsif terhadap makanan buatan yang diberikan
  • Resisten terhadap serangan parasit, hama dan penyakit
  • Dapat hidup dengan baik meskipun di lingkungan air yang buruk
  • Ukuran induk yaitu sekitar 120-180 gr per ekor
  • Berumur antara 4-5 bulan
Ciri Induk Betina
  • Terdapat 3 buah lubang pada alat urogenetial yaitu dubur, lubang urine dan lubang pengeluaran telur
  • Ujung sirip berwarna merah pucat
  • Warna perut lebih putih
  • Warna dagu putih
  • Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan
Ciri Induk Jantan
  • Terdapat 2 buah lubang pada alat urogenetial yaitu dubur dan lubang sperma merangkap lubang urine
  • Ujung sirip berwarna merah terang
  • Warna perut lebih gelap
  • Warna dagu kehitam hitaman dan kemerah merahan
  • Jika perut distriping mengeluarkan cairan
  1. Pembenihan dan Pemeliharaan Benih

Pada tahap pembenihan, kegiatan yang dilakukan yaitu :
  • Memijahkan dan memelihara induk ikan untuk menghasilkan anak ikan (burayak)
  • Memelihara burayak dengan cara mendeder untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar
Kegiatan pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda ukuran, tergantung lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru terlepas dari mulut induknya disebut benih kebul. Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, ukurannya 3-5 cm untuk selanjutnya benih kecil ini dipelihara di kolam lain. Setelah dipelihara selama 3 hari – 1 minggu akan dihaislkan benih ukuran 6 cm dengan berat 8-10 gr per ekor, yang disebut gelondongan kecil. benih nila merah yang berumur 2-3 minggu berukuran 5 cm atau lebih. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1 – 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10 -12 cm dengan berat 15 – 20 gr, benih ini disebut gelondongan besar.

Pemeliharaan Pembesaran

Sekitar 2 mingu sebelum digunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan dengan cara dijemur beberapa hari. Dasar kolam dibersihkan dari rumput liar dan dicangkul sambil di ratakan. Pintu air dan tanggul diperbaiki dan jangan sampai terjadi kebocoran. Saluran air diperbaiki supaya jalan air lancar. Saringan dipasang di pintu pemasukan dan pengeluaran air.
  • Pemupukan

Menggunakan pupuk organik, anorganik seperti TSP dan Urea, serta kapur. Beberapa hari sebelum benih ikan disebar, kolam harus dipersiapkan terlebih dahulu. Pintu air dan tanggul diperbaiki, dasar kolam dicangkul diratakan lalu ditaburi kapur dolomit sebanyak 100-150 kg per ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan pH kolam menjadi 7 – 8 dan juga untuk mencegah serangan penyakit.
Selanjutnya kolam diberi TON yang dicampur Urea dan TSP sebanyak 50 kg per ha. Urea dan TSP dicampur dengan TON lalu ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan, kolam diairi setinggi 10 cm dan biarkan selama 3-4 hari supaya terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah.
Pada hari ke-5, air kolam ditambah hingga setinggi 50 cm, lalu masukkan POC NASA ke dalam kolam dan diamkan selama 48 jam. Baru benih ikan nila mulai ditebarkan ke kolam. Pada waktu ini, plankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Pada dasar kolam juga mulai banyak organisme renik yang berupa jentik-jentik serangga, kutu air, cacing, anak siput, dan sebagainya. Selama pemeliharaan ini, air kolam diatur sedalam 75-100 cm.
  • Pemberian Pakan

Pemupukan kolam dengan TON telah merangsang tumbuhnya zooplankton, fitoplankton, cacing, jentik-jentik, siput dan cuk, yang merupakan pakan alami untuk ikan nila. Untuk pakan tambahan dapat berupa pelet dengan ukuran kecil yang bisa dimakan oleh bibit ikan. Campurkan VITERNAPOC NASA, dan HORMONIK ke dalam pelet tersebut untuk mempercepat pertumbuhan ikan dan mencegah serangan penyakit.
  • Pemeliharaan Kolam / Tambak

Sistem ekstensif (teknologi sederhana)
Merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Hasil produksi ikan nila biasanya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Perkiraan waktu panen tidak tentu, ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu.
Sistem semi-intensif (teknologi madya)
Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Pada sistem ini dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur. Produksi ikannya tidak lebih dari 50 gr, itupun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar.
Sistem intensif (teknologi maju)
Sistem ini merupakan pemeliharaan yang paling modern. Pakan yang diberikan baisanya pakan bermutu. Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. Pakannya berupa pelet dengan kadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Untuk pakan buatan berupa pelet jangan lupa dicampur dengan Produk NASA berupa POC NASAVITERNA, dan HORMONIK ke dalam pelet.

Pemanenan

Setelah masa pemeliharaan selama 4-6 bulan. Ikan nila sudah dapat dipanen. Saat panen, rata-rata ukuran ikan nilai adalah 50 gr per ekor.
Sistem pemanenan dapat dilakukan secara bertahap, dipilih hanya yang ukuran layak konsumsi. Panen tahap pertama menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Teknik pemanenan yang paling mudah adalah dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Apabila ikan akan dipanen secara keseluruhan, kolam dikeringkan sama sekali. Apabila akan memanen sekaligus, hanya sebagian air yang dibuang.
Selama panen, air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah supaya ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak penangkapan kemudian diserok dan ditangkap. Setelah panen selesai, kolam dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan selanjutnya.

Cara Mudah Budidaya Cabe Rawit Dalam Polybag | Budi Daya Cabe Rawit

Cara Mudah Budidaya Cabe Rawit Dalam Polybag

Diposting pada 5 May 2017 oleh Mba Seli 
 cara mudah budidaya cabe rawit dalam polybag
Budidaya Cabe Rawit Dalam Polybag – Cabe rawit atau cabe kathur termasuk dalam anggota buah genus Capsicum. Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya cabe rawit digunakan sebagai bumbu masakan. Tanaman cabe dapat tumbuh di dataran tinggi, maupun di dataran rendah.  Tanaman cabe rawit akan tumbuh baik di daerah kering pada ketinggian 0,5 – 1. 250 mdpl.
Cabe rawit memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga banyak petani yang melakukan budidaya cabe rawit. Namun, tidak hanya petani saja yang bisa melakukan budidaya cabe karena tanaman cabe rawit dapat juga ditanam di pekarangan atau halaman rumah menggunakan pot atau polybag. Menanam cabe rawit di polybag cukup mudah dilakukan. Cabe dapat ditanam pada ketinggian 0-2000 meter diatas permukaan laut.

Budidaya Cabe Rawit Dalam Polybag

  1. Pemilihan benih

Pilih benih cabe yang memiliki kualitas yang bagus. Setiap varietas cabe rawit memiliki ciri tumbuh sendiri-sendiri. Untuk memilih jenis mana yang tepat dibudidayakan, pilih varietas yang paling cocok dengan lokasi budidaya cabe masing-masing. Benih untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membenihkan sendiri atau membeli di toko benih. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari industri benih terpercaya yang telah menerapkan teknologi pemuliaan modern. Sedangkan benih cabe lokal bisa didapatkan dari sesama petani atau dengan menyeleksi sendiri dari hasil panen sebelumnya.
  1. Penyemaian benih

Tanaman cabai sebaiknya tidak ditanamn langsung dari benih atau biji. Tetapi perlu disemaikan terlebih dahulu. Proses penyemaian ini bertujuan untuk menyeleksi pertumbuhan benih yang bagus, memisahkan benih yang tumbuhnya kerdil, cacat dan berpenyakit. Selain itu, untuk menunggu kesiapan bibit sampai bisa ditanam di tempat yang lebih besar.
Tempat persemaian bisa menggunakan polybag berukuran kecil sekitar 8×9 cm, daun pisang, baki (tray) persemaian, atau petakan tanah. Cara yang paling ekonomis adalah menggunakan petakan tanah untuk media persemaian.
Caranya :
Buat petakan tanah luasnya sesuai kebutuhan, campurkan tanah dengan kompos dan aduk hingga rata. Butiran tanah dibuat sehalus mungkin supaya akar kecambah cabai rawit bisa menembus tanah dengan mudah. Ketebalan petakan dibuat sekitar 5-10 cm, buat larikan diatasnya dengan jarak 10 cm.
Masukkan benih cabe ke dalam larikan dengan jarak 7,5 cm kemudian disiram hingga tanah cukup basah dan tutup dengan abu atau tanah. Tanah ditutup dengan karung goni basah dan biarkan selama 3-4 hari, kondisikan agar karung goni tetap basah. Pada hari ke-4 akan muncul bibit cabe dari permukaan tanah, pada waktu ini karung goni dapat dibuka. Akan lebi baik jika petakan ditudungi dengan plastik transparan untuk melindungi bibit cabe yang masih kecil dari terik matahari berlebih dan siraman air hujan langsung. Tanaman cabe telah siap dipindahkan ke polybag besar setelah berumur 3-4 minggu, atau ditandai dengan tanaman yang telah mempunyai 3-4 helai daun.
  1. Menyiapkan lokasi penanaman

Media tanam telah sebaiknya telah disiapkan paling lambat dua minggu sebelum waktu tanam. Media tanam terdiri terdiri dari tanah gembur, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan sama banyak. Ketiga bahan tersebut diaduk hingga semua tercampur rata, kemudian masukan ke pot atau polybag dengan diameter minimal 30 cm.
  1. Penanaman benih cabe

Buat lubang pada tengah media, ukurannya sedikit lebih besar dari ukuran media bibit. Buka plastik bibit dengan cara dorong dari bawah dan jari menggenggam bagian atas. Penanaman perlu dilakukan dengan hati-hati jangan sampai merusak perakaran dan melukai bibit.
  1. Masukan bibit ke lubang yang telah dibuat

Tutup media tempat menanam bibit menggunakan media bekas pembuatan lubang, lalu ratakan. Siram media tanam dengan air biasa secara merata hingga cukup basah.

Pemupukan dan Pemeliharaan Tanaman

Setelah bibit ditanam, pot atau polybag diletakkan di tempat yang teduh selama kira-kira 1 minggu. Baru bisa ditempatkan pada tempat yang memperoleh sinar matahari. Jangan selalu diletakkan di tempat yang teduh, karena tanaman cabe akan mengalami etiolase (panjang dan lemas tapi buah sedikit).
  1. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setiap satu minggu sekali setiap lubang. Pupuk kocoran adalah perbandingan campuaran pupuk makro Urea 250gr, SP-36 250gr, KCL 250gr ke dalam larutan 50 liter air.
  • Umur 1-4 minggu
Dengan dosis 250 cc per lubang
  • Umur 5- 12 minggu
Dengan perbandingan Urea 500gr, SP-36 250gr: KCL 250gr larutkan dalam 50 liter air, berikan pada tanaman dengan dosis 500 cc per lubang
  1. Penyemprotan Menggunakan POC NASAHORMONIK, dan AERO-810

Dilakukan pada usia 2 minggu dan seterusnya (interval 1-2 minggu)
Semprotkan POC NASA 3-5 tutup per tangki + HORMONIK 1 tutup per tangki (Volume tangki 10-17 liter) dengan kebutuhan sekitar 20-30 tangki per hektar. Penyemprotan dilakukan dari atas dan bawah permukaan daun.
Penggunakan produk NASA terbukti efektif membantu meningkatkan produktivitas hasil panen tanaman cabe rawit. Silahkan order produk pertanian cabe rawit NASA hanya dari distributor resmi PT. Natural Nusantara (NASA).
  1. Perempelan

Sisakan hanya 2-3 cabang utama atau cabang produksi mulai tanaman berumur 15-30 hari.

Hama Dan Penyakit Tanaman Cabe Rawit

Penggunaan pestisida hanya dilakukan apabila tanaman cabe terlihat terkena penyakit atau terserang hama. Untuk mengatasi serangan penyakit layu yang sering menyerang tanaman cabai, gunakan Natural GLIO. Dengan cara :
  1. Sebanyak 1 sendok makan Natural GLIO dicampur dengan 15 liter air, kemudian dikocorkan ke tanaman
  2. Untuk mengatasi serangan hama kutu, gunakan PENTANA dan PESTONA
  3. PENTANA digunakan sebanyak 3 tutup ditambah 15 liter air (1 tangki), untuk kemudian disemprotkan setiap 5 hari sekali
  4. PESTONA digunakan dengan dosis sebanyak 40 cc ditambah 15 liter air (1 tangki), untuk kemudian disemprotkan seminggu sekali
  5. Penyakit bercak daun
Bercak daun akan menyerang pada musin hujan di awali dari daun tua paling bawah. Gejala serangan bercak yaitu bagian tengah berwarna abu-abu dan putih, kadang bagian tengahnya berlubang atau sobek, daun menguning sebelum waktunya dan gugur, hanya tersisa buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari.
  1. Lalat buah
Gejalanya yaitu serangan buah yang telah berisi belatung menjadi keropos karena isinya di makan, buah sering gugur muda atau berubah bentuk. Lakukan pengamatan pada cabe busuk, kumpulkan dan musnahkan buah cabe yang busuk, lalat buah di pantau dengan perangkap berbahan aktif dari NASA yaitu METILAT Lem.
  1. Penyakit Busuk Buah
Gejalanya yaitu terdapat bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk, melebar dan berkembang menjadi warna oranye, abu-abu atau hitam. Pada agian tengah buah bercak terlihat seperti garis-garis melingkar penuh titik spora (titik berwarna). Serangan hebat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Lakukan pengamatan pada buah merah dan hijau tua. Buah yang terserang dikumpulkan dan dimusnahkan, serangan hebat tebari dengan Natural GLIO  di bawah tanaman.

Panen Cabe Rawit

Cabe dapat dipanen setelah 2 bulan ditanam. Waktu panen terbaik yaitu saat buah belum sepenuhnya berwarna merah, masih terdapat garis-garis hijau.
Cara panen cabe rawit :
  • Buah dipanen saat belum terlalu tua (kemasakan 80-90%)
  • Pemanenan yang baik dilakukan pagi hari setelah embun kering
  • Penyortiran cabe dilakukan sejak di lahan
  • Simpan ditempat yang teduh
Untuk menunjang budidaya cabe rawit dalam polybag, bisa gunakan produk pupuk organik NASA dari PT. Natural Nusantara, seperti POC NasaSupernasa, Hormonik dan Power Nutrition. Untuk mengendalikan hama tanaman cabe rawit, NASA juga menyediakan beberapa jenis produk pestisida alami. Untuk mengendalikan hama jamur fusarium penyebab layu, gunakan Natural GLIO. Ingin mengendalikan hama kutu-kutuan, Anda bisa menggunakan PestonaNatural BVR atau Pentana.
Dapatkan Produk Pertanian NASA hanya dari distributor resmi PT. Natural Nusantara (NASA).

Teknik Budidaya Lele Sangkuriang Cepat Panen

Lele Sangkuriang yaitu lele dumbo strain baru yang merupakan hasil dari rekayasa genetik yang dilakukan oleh BBAT Sukabumi dengan tujuan untuk perbaikan mutu ikan lele. Lele sangkuriang pertama kali diresmikan pada tahun 2004 oleh Departemen Kelautand an Perikanan, sedangkan penelitiannya sudah dilakukan sejal tahun 2002. Penelitian oleh BBAT tersebut berawal dari kekhawatiran para peternak lele karena menurunnya kualitas lele dumbo karena kesalahan persilangan dan mempengaruhi benih yang dihasilkan. Hingga akhirnya dilakukan usaha untuk mengembalikan sifat unggulnya dengan cara back cross atau persilangan balik.
Hasil penelitian dan usaha tersebut mampu menjawab permintaan masyarakat mengenai nilai mutu ikan lele yang lebih baik. Untuk saat ini, lele sangkuriang menjadi trend yang memberikan peluang bisnis dengan prospek yang bagus untuk banyak orang. Berbagai jenis ikan lele telah banyak dibudidayakan di daerah Pulau Jawa dan Sumatera. Dan lele sangkuriang kini menjadi obyek budidaya favorit bagi banyak orang karena beberapa keunggulan dan keuntungan yang dimilikinya. Budidaya lele sangkuring telah banyak digemari masyarakat Indonesia dan telah berkembang dimana-mana.

Persiapan Kolam

  1. Proses Pengolahan Kolam Tanah / Beton

  • Pengeringan
Dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan kolam dari sisa budidaya sebelumnya dan mematikan bibit-bibit penyakit.
  • Pengapuran
Dilakukan menggunakan kapur Dolomit atau Zeolit dengan dosis 60 gr per m2 untuk mengembalikan tingkat kasaman tanah pada dasar kolam dan untuk mematikan bibit penyakit yang belum mati pada saat proses pengeringan.
  • Perlakuan TON
TON diberikan untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya akibat dari pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya. TON diberikan menggunakan dosis 5 botol TON per 1 hektar tanah atau 25 gr (2 sdm) per 100 m2 persegi. Pupuk kandang juga dapat ditambahkan bersamaan dengan pemberian TON untuk menambah kesuburan lahan.
  • Pemasukan air
Air dimasukkan secara bertahap, tahap pertama dimasukkan setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk memberikan waktu plankton untuk tumbuh. Plankton nantinya akan menjadi pakan alami ikan lele.
  1. Proses Pengolahan Kolam Terpal

Penggunaan kolam terpal bisa menghemat penggunaan lahan. Sehingga meskipun keadaan lahan kecil, Anda tetap bisa memaksimalkan hasil produksi ikan lele. Berikut ini beberapa spesifikasi minimal yang harus diterapkan saat pembuatan kolam terpal :
  • Ukuran ideal kolam terpal 2 x 7 x 0,7
  • Kedalaman air 40 cm
  • Menambahkan oksigen dengan pompa udara 12 lubang
  • Menggunakan mesin pompa air kolam untuk membuat air mengalir
Kolam terpal memiliki banyak kelebihan dibandingkan kolam jenis lain, terlebih untuk budidaya ikan lele. Beberapa kelebihan kolam terpal yaitu :
  • Hasil budidaya ikan lele pada kolam terpal cenderung tidak berbau tanah
  • Temperatur air pada kolam terpal cenderung stabil
  • Memanen ikan lele terhitung lebih mudah
  • Dapat dibuat kolam mini untuk daerah yang minim air
  • Biaya pembuatan kolam terhitung lebih rendah
  • Kolam terpal mudah dibersihkan
Untuk kolam terpal, beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah :
  • Membersihkan bak dari kotoran sisa budidaya sebelumnya
  • Penjemuran kolam agar kering dan mamtikan bibit penyakit
  • Pada kolam terpal, pemasukan air dapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis yang sama.

Persiapan Bibit Lele

Pilih bibit lele sangkuriang yang berkualitas baik atau unggul. Karena pemilihan bibit yang unggul akan berpengaruh pada ikan lele yang dihasilkan dan keberhasilan budidaya. Cara paling sederhana untuk memastikan bibit lele yang bagus yaitu bibit lele berwarna cerah (tidak pucat), tiak cacat fisik, tidak sedang terserang hama atau penyakit dan bergerak lincah. Bibit lele sangkuriang yang berkualitas biasanya berasal dari indukan lele yang berkualitas pula.
Bibit lele sangkuriang sebelum ditebarkan ke kolam, di sterilkan terlebih dahulu dengan larutan KM5NO4. Rendam bibit lele ke dalam larutan tersebut selama kurang lebih 10 menit agar bibit terbebas dari penyakit.
Penebaran bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika matahari tidak bersinar terik dan suhu udara masih dalam keadaan normal (tidak terlalu panas). Sebelum bibit lele sangkuriang ditebar ke kolam, bibit juga diaklimatisasi terlebih dahulu dengan cara tempatkan plastik packing agar mengapung diatas air kolam budidaya agar bibit beradaptasi dengan suhu air kolam.

Pemberian Pakan Lele


Pakan yang dianjurkan untuk ikan lele sangkuriang adalah pelet. Pelet mampu mempercepat pertumbuhan ikan lele di dalam kolam. Untuk meningkatkan kandungan nutrisi yang terkandung dalam pelet, tambahkan Viterna PlusPOC NASA dan Hormonik. Ketiga produk tersebut merupakan produk organik dari PT Natural Nusantara(NASA) yang telah banyak digunakan oleh petani lele. Produk NASA tersebut terbuat dari bahabahan alami dengan kandungan nutrisi itnggi yang sangat baik untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele dan mengurangi angka kematian ikan lele.
Produk NASA untuk ternak lele sangkuriang digunakan dengan cara mencampurkan menjadi satu ketiga produk tersebut lalu setiap 1 tutup botol dari ketiga campuran itu ditambahkan dengan 5 kg pakan. Diberikan setiap 1 hari sekali setiap pagi hari.
Untuk menjaga kestabilan ekosistem kolam dan menjaga kualitas air, pemberian pupuk TON wajib dilakukan. Dalam budidaya lele sangkuriang, pupuk TON mempunyai peran sangat penting yaitu membantu menetralkan pH, meningkatkan kualitas air kolam, memacu pertumbuhan plankton sebagai pakan alami ikan dan lain-lain.
Pupuk TON ditebarkan secara berkala setiap seminggu sekali atau setiap pemasukan air kolam. Pupuk TON juga dapat diberikan setiap kali tercium aroma menyengat pada kolam.

Cara Pemberian Pakan

Lele sangkuriang juga merupakan binatang omnivora, yang artinya lele dapat diberi pakan buatan berupa pelet maupun daun-daunan alami. Namuan Anda cukup memberikan pakan pelet jika repot mencari pakan alami. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 2-5% per hari dari total seluruh bobot ikan. Cara menghitungnya yaitu dengan mengambil beberapa sampel lele sangkuriang lalu ditimbang.
Pakan diberikan setiap 3-4 kali setiap hari. Untuk komposisi pakan buatan, dibuat dari campuran dedak halus dan ikan rucah perbandingan 1 : 9. Pakan buatan lain dapat berupa dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2 : 1 : 1 : 1 (campuran ini dapat dibuat menjadi bentuk pelet).
Pelet halus diberikan sejak benih berukuran 2 minggu kemudian berangsur-angsur gunakan pelet berdiamater 1 mm, lalu kemudian beralih ke pelet berdiameter 2 mm, dan sesuaikan dengan ukuran ikan lele.

Panen Lele Sangkuriang

Ikan lele sangkuriang siap panen yaitu telah mencapai bobot antara 200-250 gram per ekor dengan panjang 15-20 cm. Untuk mencapai bobot tersebut, biasanya memerlukan waktu pembesaran 130 hari. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam dan ikan lele akan berkumpul di kamalir atau kubangan. Cara lain yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu yang diletakkan pada dasar kolam, ketika air mulai disurutkan, ikan lele akan masuk ke dalam ruas bambu atau paralon dan ikan mudah diangkat. Ikan lele yang berhasil ditangkap kemudian dikumpulkan ke dalam wadah berupa ayakan atau happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum iakan hasil panen tersebut diangkut untuk dipasarkan. Pengangkutan ikan lele dapat menggunakan keramba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan diisi dengan sedikit air.
Demikian uraian penjelasan mengenai Ternak Budidaya Lele Sangkuriang Cepat Panen dengan produk NASA. Dapatkan produk NASA untuk budiadya lele sangkuriang hanya dari distributor resmi PT Natural Nusantara. Semoga bemanfaat.

Budidaya Udang Galah Di Air Tawar

Budidaya Udang Galah Di Air Tawar

Budidaya Udang Galah Di Air Tawar


Udang Galah merupakan jenis udang yang termasuk dalam spesies Macrobrachium rosenbergii. Udang galah umumnya hidup di daerah perairan air tawar. Ciri khas udang galah yaitu kepala yang berbentuk kerucut, restrum melebar pada bagian ujungnya, bentuk udang galah memanjang dan melengkung ke atas. Pada bagian atas udang galah terdapat gigi seperti gergaji berjumlah dua belas buah dan bagian bawah sebelas buah. Udang galah jantan biasanya memiliki ciri-ciri tubuh besar dan kuat serta mempunyai capit yang besar dan tubuh yang panjang. Bagian perutnya lebih ramping daripada udang galah betina. Kepala udang galah jantan terlihat lebih besar dibandingkan dengan udang galah betina. Alat kelamin udang galah jantan terdapat pada pangkal kaki udah galah galah yang kelima.
Udang galah mempunyai nilai jual yang cukup tinggi, permintaaan akan udang galah baik dalam negri maupun luar negri sangatlah tinggi  harga yang di tawarkan akan udang galak juga sangat tinggi hal ini menjadi potensi yang cukup besar untuk mengembangkan budidaya udang galah. Sekarang ini  sudah banyak pengusaha besar yang mulai menginfentasikan sahamnnya untuk sebuah udang galah hal ini di dasari akan nilai jual dan minat pembeli yang cukup tinggi sehinnga para pengusaha semakin tergiur akan budidaya udang galah.
Buduidaya udang galah sendiri bisa di lakukan baik di kolam maupun di tambak dengan ukuran yang cukup besar biasanya untuk ukuran usaha yang sudah di pegang oleh perusahaan satu tambak lebarnya bisa sampai 5-10  hektar tetapi bila kita hanya ingin usaha sampingan di rumah kita bisa membuat kolam seadanya dengan ukuran yang lebih kecil dari pada ukura tambak. Meskipun kita menggunakan kolam kecil dalam budidaya udang galak potensi hasilnyapun sudah bisa di jadikan ladang usaha sampingan yang cukup lumayan. Dibawah ini terdapat penjelasan Cara Budidaya Udang Galah dikolam dengan lahan kecil yang bisa di praktekkan dan di pelajari.

Sifat Kehidupan Udang Galah

Sifat udang galah yang penting harus dikenali adalah kemampuan untuk molting (ganti kulit) setiap mengalami perkembangan tubuh, udang harus mengganti cangkangnya yang baru. Semakin tua udang galah semakin jarang berganti cangkang, karena perkembangan tubuhnya semakin lambat.
Cepat tidaknya proses ganti kulit udang tergantung dari kebutuhan Ca (calsium) dan P (phospor). Supaya ganti kulit udang galah berlangsung cepat dan lancar maka di dalam makanan yang dikonsumsi harus cukup mengandung calsium dan phospor. Selain itu kondisi tubuh udang harus sehat, karena proses ganti kulit memerlukan energi yang banyak, sehingga kondisi perairan juga harus mendukung. tercukupinya nutrisi dan lingkungan dan lingkungan yang seimbang di perairan sangat mendukung kelancaran proses ganti kulit ini. Di sini Tambak Organik Nusantara (TON) sangat membantu untuk membuat suasana tersebut.

Lingkungan Yang Baik Untuk Pertumbuhan Udang Galah

Udang galah suka mencari makanan di malam hari atau di dalam keadaan gelap (nocturnal). Udang galah merupakan hewan yang rakus dan pemakan segala (Omnivora). Makanan meliputi jasad renik, plankton, ganggang, lumut, bahkan biji-bijian. Udang galah juga mempunyai potensi unuk kanibal (memakan udang galah yang lain), terutama udang galah yang sedang dalam keadaan ganti kulit sangat rawan untuk dimakan temannya sendiri jika didalam kolam atau tambak kurang tersedia makanan. Sehingga untuk menghindari sifat kanibalisme ini, perlu untuk diberikan makanan tambahan.
Udang galah secara alami hidup di daerah sungai yang berhubungan dengan laut, hal ini karena selama pertumbuhan dari larva sampai juvenil (benur) hidup di air payau. Kemudian pasca benur sampai dewasa dan proses perkembangbiakan (perkawinan) berlangsung di air tawar, udang galah juga bisa dibudidayakan di tambak air payau, dengan syarat kadar garam (salinitasnya) tidak lebih dari 7 promil. Idealnya udang galah sangat baik jika di budidayakan di ketinggian 400 m sampai 500 m dari permukaan air laut. Namun masih bisa mentoleransi sampai ketinggian 1000 meter dari permukaan laut.

Cara Budidaya Udang Galah



Pemilihan Benih

Untuk memulai budidaya udang galah terlebih dahulu kita akan memilih benih yang akan kita budidayakan di kolam. Pilihlah  benih dengan ukuran yang sedang dan yang paling penting benih dari udang galah tidak cacat dan dalam kondisi sehat.

Persiapan Kolam

Kolam terpal yang perlu disiapkan untuk budidaya udang galah setidaknya memiliki ketinggian sekitar 0 hingga 700 meter. Apabila kolam memiliki luas sebesar 300 m3 hingga 1000 m3 maka debit air yang dianjurkan untuk budidaya udang galah ini adalah sekitar 0,5-1 liter/detik. Dengan menggunakankolam terpal, maka anda perlu memperhatikan kualitas air kolam. Spesifikasi kualitas air kolam yang baik yaitu memperoleh sinar matahari yang cukup, memiliki kandungan oksigen yang cukup, memiliki kandungan mineral yang cukup, kandungan CO2 tidak lebih dari 2 ppm, serta memiliki temperatur yang ideal.

Pencegahan Penyakit Udang

  • Bintik Putih
Penyakit inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegagalan budidaya udang. Disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus). Serangannya sangat cepat, dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam ataupun tambak dapat mati. Gejalanya yaitu jika udang masih hidup, berenang tidak teratur di permukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati, adanya bintik putih di cangkang (Carapace), sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Virus dapat berkembangbiak dan menyebar lewat inang, yaitu kepiting dan udang liar, terutama udang putih. Belum ada obat untuk penyakit bintik putih ini. Cra mengatasinya, usahakan agar tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke tambak budidaya. Kestabilan ekosistem tambak juga harus dijaga agar udang tidak stress dan daya tahan tinggi, sehingga walaupun telah terinfeksi virus, udang tetap mampu hidup sampai cukup besar untuk dipanen. Untuk menjaga kestabilan ekosistem tambak tersebut, tambak perlu dipupuk dengan TON (Tambak Organik Nusantara).
  • Bintik Hitam
Penyakit Bintik Hitam atau Black Spot disebabkan oleh virus Monodon Bacula Virus (MBV). Tanda yang nampak yaitu terdapat bintik-bintik hitam di cangkang dan biasanya diikuti dengan infeksi bakteri, sehingga gejala lain yang nampak yaitu adanya kerusakan alat tubuh udang. Cara mencegahnya yaitu dengan selalu menjaga kualitas air dan kebersihan dasar tambak.
  • Kotoran Putih / Mencret
Disebabkan oleh tingginya konsenttrasi kotoran dan gas amoniak dalam tambak. Gejala mudah dilihat, yaitu adanya kotoran putih di daerah pojok tambak (sesuai arah angin), juga diikuti dengan penurunan nafsu makan sehingga dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian. Cara Mencegahnya yaitu dengan menjaga kualitas air dan lakukan pengeluaran kotoran dasar tambak / shipon cara rutin.
  • Insang Merah
Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada ingsan. Disebabkan tingginya keasaman air tambak, sehingga cara mengatasinya dengan penebaran kapur dolomit pada tambak budidaya. Pengolahan lahan juga harus ditingkatkan kualitasnya.
  • Nekrosis
Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak. Gejala yang nampak yaitu adanya kerusakan / luka yang berwarna hitam pada alat tubuh, terutama pada ekor. Cara mengatasinya adalah melakukan penggantian air sesering mungkin dan ditambah perlakuan TON 1 – 2 botol per-hektar. sedangkan pada udang dirangsang untuk segera melakukan ganti kulit (MOLTING) dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran.
Catatan : Penyakit pada udang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kualitas air tambak budidaya. Oleh karena itu perlakuan TON sangat diperlukan baik pada saat pengolahan lahan maupun saat pemasukan air baru dan selama budidaya berlangsung.

Pemberian Pakan Udang

Pemberian pakan yang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan udang galah dan keberhasilan budidaya udang galah. Udang galah sebaiknya diberi pakan yang mengandung beberapa nutrisi cukup seperti lemak, mineral, vitamin, dan karbohidrat. Bila unsur semua tersebut terpenuhi dan pemberian pakan diberikan pada waktu yang tepat pasti potensi akan budidaya udang galah akan lebih baik.

Panen Udang Galah

  • Udang galah dapat dipanen setelah berusia kurang lebih 4-5 bulan
  • Atau setelah mencapai ukuran yang di inginkan oleh permintaan pasar minimal size 30-40 (40 ekor/kg).
  • Panen hendaknya dilakukan sepagi mungkin dan dilakukan secara hati-hati dan tertib supaya udang tidak stress.
  • Alat pemanenan udang yang dibutuhkan hendaknya sudah disiapkan, yaitu : Jaring Penampungan, Es Batu, Blong (Ember) atau Stereoform.
  • Secepatnya dibawa ke cold storage untuk dipisahkan yang baik kondisinya berdasarkan sizenya.
  • Hendaknya Petani Tambak tahu benar proses pemanenan sampai pasca panen untuk menghindari kesalahan manusiawi (human eror) atau penipuan.
Demikianlah Cara Budidaya Udang Galah dengan lahan kecil. Semoga bermanfaat. Dapatkan produk NASA untuk budidaya udang galah hanya dari distributor resmi PT Natural Nusantara.

Teknik Budidaya Ayam Broiler (Pedaging)

Teknik Budidaya Ayam Broiler (Pedaging) Ayam broiler atau ayam pedaging adalah jenis ayam yang dapat tumbuh dengan cepat sehingga dapa...