Sabtu, 01 September 2018

Teknik Budidaya Ayam Broiler (Pedaging)

Teknik Budidaya Ayam Broiler (Pedaging)

Ayam broiler atau ayam pedaging adalah jenis ayam yang dapat tumbuh dengan cepat sehingga dapat dijadikan sebagai penghasil daging dalam waktu yang relatif singkat yaitu sekitar 5-7 minggu. Ayam broiler mempunyai peran penting yaitu sebagai sumber protein hewani yang berasal dari hewan ternak. Melalui panduan Teknis Budidaya Ayam Broiler dan produk-produk peternakannya, PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya untuk membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami tanpa bahan kimia baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Pemilihan Bibit Ayam Broiler

Bibit ayam broiler atau ayam pedaging yang baik yaitu aktif bergerak dan sehat, berbadan gemuk dilihat dari bentuk tubuh yang bulat, hidung bersih, mata terlihat tajam, bulu bersih dan terlihat mengkilat serta memiliki anus (lubang kotoran) yang bersih.

Kondisi Teknis Budidaya Ayam Broiler

  1. Lokasi kandang

Kandang yang ideal untuk beternak ayam broiler adalah tempat yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh sarana transportasi (kendaraan), terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
  1. Pergantian udara dalam kandang

Ayam bernapas menggunakan oksigen dan akan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen dapat selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik dan cukup.
  1. Mudah dalam mendapatkan sarana produksi

Lokasi kandang budidaya akan lebih baik jika dekat dengan sarana peternakan atau poultry shop.
  1. Suhu udara dalam kandang

Suhu ideal kandang sesuai umur ayam adalah :
Umur AyamSuhu
01 hari – 07 hari34ºC – 32ºC
08 hari – 14 hari29ºC – 27ºC
15 hari – 21 hari26ºC – 25ºC
21 hari – 28 hari24ºC – 23ºC
28 hari – 36 hari23ºC – 21ºC


Pemeliharaan Ayam Broiler

  1. Perkembangan

Jenis kandang untuk melakukan budidaya ayam broiler ada dua tipe, yaitu kandang dengan bentuk panggung dan kandang tanpa panggung. Tipe kandang panggung dapat membuat lantai kandang lebih bersih karena kotoran ayam langsung jatuh ke tanah serta tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan akan lebih efisien, akan tetapi biaya pembuatan kandang jenis ini akan lebih banyak. Tipe litter atau kandang tanpa panggung lebih banyak dipakai oleh peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang sebaiknya ditutupi plastik untuk menjaga suhu agar tetap hangat, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya dapat berfungsi untuk pertumbuhan, bukan sebagai produksi panas tubuh. Standar kepadatan kandang untuk daerah tropis seperti di Indonesia adalah 8-10 ekor ayam per m2, jika jumlah ayam lebih dari angka tersebut dapat menyebabkan suhu kandang cepat meningkat terutama pada siang hari yang akan membuat ayam cenderung banyak minum, stress, mudah terserang penyakit hingga pertumbuhan terhambat.
  1. Pakan

  • Pakan menjadi satu kebutuhan yang paling besar saat budidaya ayam broiler, yakni memakan hingga 70% dari total biaya pemeliharaan. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh ayam, yaitu protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan lemak, sehingga pertambahan berat badan per hari (ADG) akan tinggi, pertumbuhan ayam bagus dan tidak menyebabkan kerugian. Pemberian pakan dilakukan dengan sistem ad libitum yaitu selalu tersedia dan tidak dibatasi.
  • Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 – 2 cc per 1 liter air minum dapat memberikan nutrisi pakan yang lengkap dan dalam jumlah yang cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler. Atau dapat dapat juga ditambahkan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc per 1 liter air minum per hari, yang memiliki kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap dari POC NASA.
  • Efisiensi pakan dinyatakan dalam hitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
Semakin rendah angka FCR, maka akan semakin baik kualitas pakan, karena terhitung lebih efisien. Dalam hal ini penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
  1. Vaksinasi

Vaksinasi yaitu memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan ke dalam tubuh ayam untuk menambah kekebalan tubuh secara alami. Vaksinasi penting yang harus dilakukan yaitu vaksinasi ND (Newcastle Disease/tetelo). Dilakukan pada saat ayam berumur 4 hari menggunakan metode tetes mata dengan vaksinasi ND Strain B1 dan pada umur 21 hari dilakukan vaksin ND lewat suntikan atau air minum.
  1. Teknis Pemeliharaan

  • Hari ke-1 sampai hari ke-7 (minggu pertama). Kutuk (anak ayam) dipindahkan ke pemanas atau indukan , kemudian segera diberi dengan air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc per 1 liter air minum atau diberi VITERNA Plus dengan dosis 1 cc per 1 liter air minum per hari dan ditambah gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan 13 gr per ekor atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah itu adalah kebutuhan minimal, untuk prakteknya pemberian pakan tidak dibatasi. Pakan yang diberikan saat awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
  • Mulai hari kedua hingga ayam dipanen, air minum untuk ayam sudah berupa air dingin dan ditambahkan dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc per liter air minum atau dengan tambahan VITERNA Plus dengan dosis 1 cc per liter air minum per hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilakukan pada hari ke-4.
  • Hari ke-8 sampai hari ke-14 (minggu kedua). Pemeliharaan pada minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama meskipun lebih ringan. Suhu pada pemanas sudah bisa dikurangi. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
  • Hari ke-15 sampai hari ke-21 (minggu ketiga). Pemanas sudah bisa dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan pada minggu ketiga adalah 4,8 gram per 100 ekor ayam. Pada akhir minggu yaitu pada umur 21 hari dilaksanakan vaksinasi kedua menggunakan vaksin ND Strain Lasotta lewat suntikan atau air minum. Saat diperlakukan vaksin tersebut air minum juga tetap ditambah dengan POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
  • Hari ke-22 sampai hari ke-28 (minggu keempat). Pada minggu keempat pemanas sudah tidak diperlukan lagi karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilaksanakan sampling berat badan ayam untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan ayam yang normal memiliki berat badan minimal 1,25 kg saat umur 28 hari. Kebutuhan pakan pada minggu ini adalah 6,5 kg untuk 100 ekor.
  • Hari ke-29 sampai hari ke-35 (minggu kelima). Pada minggu kelima yang harus diperhatikan adalah perawatan pada lantai kandang, karena jumlah kotoran ayam sudah banyak. Maka dari itu, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai agar tetap kering. Kebutuhan pakan pada minggu kelima adalah 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Saat umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot ayam dengan pertumbuhan yang baik mencapai 1,8 – 2 kg. Dengan bobot tersebut, maka ayam sudah dapat dipanen.
  • Hari ke-36 sampai ke-42 (minggu keenam). Jika ingin diperpanjang untuk menghasilkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang harus tetap dilakukan. Pada umur 42 dengan pertumbuhan yang baik, ayam bisa mencapai bobot 2,15 kg.
  1. Penyakit pada Ayam Broiler

  • Tetelo (Newcastle Disease / ND). Gejala dari penyakit ini adalah ayam sering megap-megap, diare, nafsu makan turun, dan senang berkumpul di tempat yang hangat. Setelah 2 hari kaki ayam akan lumpuh, leher berpuntir, ayam berputar-putar dan akhirnya mati. Sebaiknya ayam yang terserang penyakit ini segera dipisah. Belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ND pada ayam, untuk mengurangi angka kematian sebaiknya ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
  • Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease). Penyakit ini merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri. Gejala yang terlihat adalah ayam sering bersin dan ingus keluar dari hidung dan ngorok saat bernafas. Penyakit ini ditularkan melalui perantara seperti alat-alat. Dapat diobati dengan obat-obatan yang sesuai.
  • Berak kapur (Pullorum). Disebut penyakit berak kapur karena gejalanya adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering terlihat seperti serbuk kapur. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum.
Infeksi bibit penyakit akan lebih mudah dan cepat menimbulkan penyakit jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, dan cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin dan perubahan suhu secara drastis. Penyakit yang disebabkan oleh virus lebih sulit untuk disembuhkan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. POC NASA yang mengandung berbagai macam mineral penting untuk pertumbuhan ternak seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain dan dilengkapi protein dan lemak nabati sangat penting untuk diberikan karena dapat bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran ayam.
Untuk hasil yang maksimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan HORMONIK dengan dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul asam amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan kandungan :
  • Berbagai macam mineral penting untuk pertumbuhan tulang, organ dalam dan luar tubuh, pembentukan darah, dan lain-lain.
  • Asam-asam amino utama meliputi arginin, histidin, isoleucine, lycine, phenylalanine, methionine, thrypthophan, threonine dan valine yang berfungsi sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, organ tubuh, dan jaringan.
  • Mengandung vitamin yang lengkap yaitu A, C, D, E, K dan B Komplek untuk ketahanan dan kesehatan tubuh ayam.
  1. Sanitasi atau Cuci Hama Kandang

Sanitasi kandang harus dilakukan segera setelah panen. Langkah pertama dengan mencuci kandang dengan air hingga bersih. Langkah kedua dengan melakukan pengapuran di dinding dan lantai kandang. Selanjutnya disemprot dengan formalin untuk membunuh bibit penyakit. Lalu dibiarkan selama minimal 10 hari sebelum melakukan budidaya lagi.
Itulah beberapa hal penting dalam panduan teknis budidaya ayam pedaging tanpa tambahan bahan kimia, untuk hasil panen yang maksimal baik dari segi kuantitas maupun kualitas daging.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teknik Budidaya Ayam Broiler (Pedaging)

Teknik Budidaya Ayam Broiler (Pedaging) Ayam broiler atau ayam pedaging adalah jenis ayam yang dapat tumbuh dengan cepat sehingga dapa...